Kegiatan alam bebas, khususnya pendakian gunung, meski semakin hari semakin diminati orang, tapi bagi orang yang awa mengundang pertanyaan.
Mau apa sih mendaki gunung itu? George F. Mallory, pendaki Inggris yang hilang di Puncak Gunung Everst pada tahun 1924, menjawab singkat “Because it’s there.” Karena gunung itu ada, maka didaki. Lain halnya bagi Soe Hok Gie, anggota Mapala UI yang meninggal di Puncak Mahameru pada tahun 1969. Ia menjawab,”karena saya mencintai hidup.” Hal senada diutarakan oleh Norman Edwin, pendaki lain yang meninggal di Aconcaqua, Argentina, yang mendorong seorang untuk mendaki gunung adalah factor pisilogis, kepuasan batin disaat mencapai puncak bersama timnya, setelah menghadapi berbagai rintangan, dan merasakan lebih mendalam ciptaan Tuhan atas alam ini.
Menurut tujuannya, pendaki dapat dikategorikan menjadi beberapa, antara lain :
A . Penelitian ilmiah dalam bidang vulkanik, geologi, biologi, arkeologi, sosiologi, dan spesiologi.
B. Minat Khusus, antara lain lintas gunung, latihan navigasi, buka jalur, latihan survival, latihan militer.
C. Amatir, antara lain menikmati alam, berlibur, camping, rekreasi, membina kerja sama tim, melatih mental-fisik,
Dari ketiga tujuan diatas, yang paling mendasar adalah rasa ingijn tahu, perasaan inilah yang mendorong keberanian dan kegighan dalam menghadapi rintangan dan tantangan, suatu perasaan yang tidak puas dengan apa yang telah dicapai, yang kemudian memunculkan keberanian untuk menghadapi tantangan yang lebih besar.
makasi postingannya bang
BalasHapus